dewasa kini, barangkali, entah hanya aku atau kalian juga, gema suara yang mendengung di telinga terdengar penuh luka. mengalunkan cerita sendu, perihal kecewa, luka, patah hati, putus asa, prasangka ketidakwarasan, bisik ingin mengakhiri hari, dan sejenisnya. bisakah kita cerita perihal bahagia saja?

mengapa dewasa kini, kita beradu ekspektasi, mengadu kecepatan sendiri, seperti berlari di lintasan yang jelas berbeda. pandang dan jaraknya jelas tak sepadan. lalu merutuki diri dan merasa tak berguna sebab larinya di tempat, belum juga sampai titik bisa disanjungkan, tak memiliki ruang untuk senang.

dewasa kini, semua yang terdengar seakan tak memiliki ruang untuk senang. sesulit itukah dewasa hingga ruang yang hadir selalu diisi tangis. penuh dengan kesedihan dan sumpah serapah penyesalan. lalu ada waktu penuh kehampaan. semua yang terdengar sia-sia. tak berikan rasa apa-apa.

semua yang terdengar, cukup sudah. sakitnya semakin menekan diri ke dasar penghakiman. berikan ruang senang. tiada penghakiman untuk diri. hari-hari tenang adalah idaman.