malam sunyi

by - Januari 19, 2022

"sendirian?" tanya sebuah suara di tengah-tengah sepi. aku menoleh ke arah sumber suara.

"tadi sendiri, sekarang nggak, ada kamu." jawabku menunjuk orang yang ternyata duduk di sebelahku. mungkin berjarak sekitar satu setengah meter. entah sudah berapa lama dia duduk di situ. seingatku tadi tepi danau ini sepi. sebenarnya ini bukan danau alami, lebih tepatnya danau buatan di kampus. ada gazebo di sekitar danau. jarang yang datang ke danau untuk sekadar duduk saja di gazebo apalagi belajar. tapi ada beberapa mahasiswa yang suka melakukannya, tapi jarang. hanya beberapa saja. kebanyakan yang letak gedungnya dekat dengan danau. kenapa aku jadi melantur begini... hufttt kebiasaan.

"kamu sudah dari tadi?" tanyaku ke cowok di sebelahku. 

dia hanya mengangguk saja. dia cowok. kulitnya bersih, tepatnya pucat. potongan rambutnya terlihat seperti mahasiswa baru. masih rapi. hal yang membuatku heran adalah dia hanya memakai kaos pendek warna putih yang sudah lawas, karena sudah agak kecoklatan, ada bercak coklatnya juga. lalu celana bahan hitam. dia nggak membawa tas atau apapun.

karena tujuanku duduk di tepi danau ini untuk menepi dan menikmati sepi, jadi aku nggak berniat membuat percakapan lebih panjang. aneh juga aku bisa tiba-tiba menuju tempat ini. karena kata teman-temanku tempat ini seram. apalagi sekarang sudah sore hampir maghrib. aku pun merasa takut juga sebenarnya. sudah mulai gelap. angin berhembus dingin. aku merinding.

"kamu mahasiswa tahun berapa?" tanya cowok itu setelah hanya ada sunyi di antara kami.

"tahun ini semester empat." jawabku meliriknya sekilas yang tampak mengangguk pelan.

"kamu sering ke sini?" pertanyaan ini terlintas di kepalaku cepat dan ya sudah aku tanyakan saja.

"sering. apalagi sejak dua tahun terakhir." jawabnya pelan.

"oh..." 

ponselku bergetar. ada panggilan masuk dari temanku. aku diamkan saja. pasti dia kebingungan mencariku. temanku ini memang nggak bisa aku tinggal sebentar saja. sedari aku kabur ke danau, dia sudah memberondongku dengan pertanyaan; di mana. nggak hanya sekali, tapi berkali-kali. ujung kesabarannya bisa terlihat dari panggilan masuk ini. 

"aku suka sunyi." cowok itu tiba-tiba bersuara lagi.

"apa?"

"aku suka sunyi. sendiri. nggak suka keramaian. jadi aku di sini," jelasnya.

aku bingung. kenapa dia tiba-tiba bilang begitu. 

"aku pernah menyelam ke dasar danau." 

"oh ya?" 

dia mengangguk tapi tidak melanjutkan ceritanya. kenapa dia menyelam ke dasar danau? memang ada harta karunnya?

"astaga!" seru suara yang aku sangat kenal. itu suara temanku yang aku diamkan saja panggilan masuknya.

aku memasang wajah datar. dia tahu juga aku ada di sini. radarnya harus diakui memang hebat. mungkin kalau aku tersesat di hutan pun dia bisa menemukanku.

"sendirian?" tanyanya sambil menatap sekitar.

baru saja aku mau bilang ada cowok yang duduk satu setengah meter dariku, orangnya sudah nggak ada. ke mana dia pergi? setelah dia bilang pernah menyelam ke dasar danau dia masih duduk di situ.

aku beranjak berdiri. mataku menatap ke sekeliling danau. barangkali cowok itu pindah duduk ke gazebo. sepi. hanya ada aku seorang dan temanku yang menatapku heran.

"sumpah, tadi ada cowok di situ," aku menunjuk tempat cowok itu duduk.

"nggak ada orang dari aku datang. yuk pulang. sudah mau maghrib ini." temanku menarik tanganku menjauh dari danau. aku masih keheranan dengan si cowok yang tiba-tiba hilang. hilang?

"tapi ada tadi," aku masih bersikeras. menghapuskan pikiran aneh-aneh.

"oke. kalau benar ada. cowok itu dari fakultas mana, tahun berapa?" aku terdiam. aku nggak tanya itu. kan niatku memang buat menyendiri, jadi nggak mau tanya-tanya hal itu.

ya sudahlah mungkin cowok tadi pergi saat tahu temanku datang. tapi tetap saja aneh. aku nggak dengar langkah kakinya. 

kami melintasi kerumunan orang di ujung danau dekat taman. kerumunan mahasiswa dengan bunga mawar tabur yang biasanya ditaburkan di makam. masing-masing membawa lilin dan mereka memakai pakaian warna hitam. dan yang membuatku terkejut adalah ....

"mereka ada acara apa sih?" tanyaku pelan. pikiranku sudah melayang ke peristiwa itu.

"itu acara malam sunyi. kamu nggak tahu?" jawab temanku lebih pelan lagi. aku menggeleng. "itu acara memperingati kepergian salah satu mahasiswa yang tewas di danau ini." lanjutnya lebih pelan lagi-seperti berbisik-dan hati-hati setiap pengucapan katanya. aku mengumpat dalam hati. peristiwa itu yang dimaksud temanku. peristiwa menggemparkan saat aku dan temanku masih calon mahasiswa, masih berkutat dengan ujian nasional. saat itu tagar januari kelabu memenuhi media sosial.

"cowok itu... yang duduk di danau tadi... itu.." kataku pelan, aku merinding. jari-jariku gemetar sambil menujuk ke foto yang di bawa salah satu mahasiswa. fotonya senyum seakan-akan tertuju padaku saat melihatnya.

kami berdua saling bertatapan. tubuh kami merapat. sedari tadi kami berhenti berjalan. kaku di tempat. tiba-tiba tengkukku dingin. dengan seluruh keberanian kami bergegas jalan cepat pergi dari danau.

jadi dia itu...

You May Also Like

0 komentar