Nonton Film: The Teacher's Diary

by - Januari 15, 2022

Sumber: Vidio.com

Let's we talk about my favourite movie. So, film ini sudah lebih dari dua kali aku tonton ulang. Sesuka itu sama film Thailand yang satu ini. 

The Teacher's Diary sendiri menceritakan kisah seorang guru muda laki-laki bernama Song. Dia sebenarnya seorang atlet gulat, tapi melamar menjadi guru. Song ditugaskan ke sebuah sekolah di daerah terpencil, bangunannya di atas air. Bisa dibilang sekolah apung.

Song pada awalnya cukup kesulitan untuk menghadapi murid di sana. Karena jauh dari kota, dia dituntut untuk mandiri dan tangguh. Apalagi dia benar-benar hanya sendirian mengajar di sana. 

Seru banget melihat interaksi Song dengan muridnya. Karena rumah murid-muridnya jauh jadi mereka menginap di sekolahan juga bersama Song. Muridnya di sini cuma sedikit, masing-masing punya keunikan. Ada yang masih susah menghitung, ada murid perempuan satu-satunya yang ingin jadi artis, ada juga sudah hampir putus sekolah.

Nah, kehidupan Song di sini penuh liku-liku. Ada senangnya, ada sedihnya, ada juga kocaknya. Apalagi ketika dia menemukan buku harian Ann. Jadi, Ann adalah guru sebelum Song. Ann dipindahtugaskan dari sekolah yang lama ke sekolah apung karena memiliki tato di pergelangan tangannya. Dari buku harian itu Song mendapatkan motivasi untuk bertahan mengajar murid-muridnya. Bahkan menjadi obat lara hati ketika ia putus dari kekasihnya.

Buku harian itu sangat penting buat Ann maupun Song. Bagi Ann buku harian itu menjadi tempat meluapkan perasaannya, karena tidak ada teman curhat. Bagi Song buku harian itu menjadi temannya. Dia merasa buku harian Ann mewakili perasaannya juga. Song merasa dekat dengan Ann melalui buku harian itu. Bahkan ketika buku harian itu hanyut saat badai, Song bersusah payah mencari lembar demi lembar yang hanyut.

Dari pertama kali menonton film ini aku sudah langsung jatuh cinta. Suka banget. Mau ditonton berapa kali pun nggak akan bosan. Buatku ini film paket komplit: ada komedi ada haru, ada romantis, ada kehangatan. Oiya, tak ketinggalan sangat menginspirasi.

Film ini menjadi berkesan bagiku, karena setelah menontonnya ada timbul perasaan bahwa harapan itu masih ada. Karena film ini berlatar di daerah yang terpencil dengan fasilitas yang minim bahkan untuk pendidikan, dan di sini Ann maupun Song rela menempuh perjalanan jauh dan mengabdi untuk anak-anak di sana. Film ini membuatku percaya bahwa ya apapun itu, mungkin untuk diwujudkan. Kebaikan sekecil apapun itu akan terasa besar bagi yang memberi maupun yang menerima.

Film ini juga menggambarkan sebuah realita pendidikan di daerah yang terpencil. Membawaku pada kenyataan bahwa di Indonesia pun ada yang seperti itu juga. Hanya yang benar-benar peduli yang mau bertahan mengajar di daerah terpencil. Di situlah timbul keharuan, saat Song dan murid-muridnya harus menghadapi badai yang menghantam sekolahnya. Mereka saling menjaga dan membantu menata kembali puing-puing bangunan yang terhempas badai. 

Menonton film ini pada awalnya akan terasa kocak dan lucu. Apalagi murid-muridnya memang lucu-lucu semua. Mulai pertengahan ke akhir keharuan menyeruak. Oiyaa, ada juga momen haru sekaligus lucu. Saat Song memberikan pertanyaan tentang kereta api, tetapi muridnya bahkan tidak tahu kereta api itu bagaimana wujudnya. Akhirnya Song yang tidak kehabisan akal, membuat bangunan sekolahnya bergerak dengan ditarik perahu motor. Dia membuat seolah-olah mereka sedang naik kereta api. Setidaknya murid-muridnya jadi punya gambaran tentang kereta api.

At the end of story, Song kembali ke sekolah apung itu dan Ann juga. Letak romansanya ada di situ. Sebenarnya romansa tipis-tipis saja. Malah menurutku yang membuat romantis antara Ann dan Song karena mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. Hanya pernah berada di tempat yang sama berbeda waktu. Dipertemukan melalui perantara buku harian itu. Selebihnya kisah film ini tentang bagaimana dua guru muda ini menghadapi petualangannya masing-masing selama  mengajar di sekolah apung. Mungkin yang bikin gemas juga karena Song langsung jatuh hati dengan Ann hanya karena buku hariannya. Hihi itu sih membuat senyum-senyum sendiri. 

Oiyaa, selain menimbulkan keharuan, keoptimisan, film ini membuatku bermimpi bisa melakukan hal yang sama seperti Ann dan Song. Sejujurnya film ini mengingatkanku akan Indonesia Mengajar, Pengajar Muda, guru-guru di daerah (terutama terpencil), serta Sukoharjo Mengajar. Kayaknya temanku di Sukoharjo Mengajar pun ada yang jatuh hati sama film ini juga. Bahkan beberapa kali merekomendasikan film ini ke teman yang lain. Ya, karena efek setelahnya bisa membuat diri ini terpacu untuk berbuat baik dan berguna bagi sesama.

Anyway, bagi yang belum pernah nonton. Silakan banget untuk ditonton. Happy watching, guys!!

You May Also Like

0 komentar