dua minggu

by - Januari 14, 2022

percikan emosi,
di antara rintik hujan,
padam menyala bergantian
layang-layang melayang,
lalu putus.
tersangkut di dahan rapuh,
bergetar hembusan angin,
jatuh enggan, bertahan enggan jua.

dua minggu ini mengikuti #30haribercerita sejauh ini baru satu kali bolongnya. di hari kesembilan, karena lupa. ingatnya sudah masuk hari kesepuluh. ya sudahlah...

sejauh ini masih bisa menulis, sedikit-sedikit. baca buku juga masih lancar. yey! selama dua minggu ini aku sudah berhasil menamatkan lima buku. cukup progresif yaa...

dua minggu ini, emosi naik turun. landai, lalu sempat naik, kemudian menurun lagi. sempat merasa tak punya emosi. marah tidak, sedih tidak, senang pun biasa saja. hanya sebentar saja. kemudian semua biasa saja. 

biasa saja itu aku juga tidak tahu mengartikannya seperti apa. mungkin seperti air di kolam. tenang, tidak beriak, tidak ada gelombang. tapi ketika ada batu menyentuh permukaan air kolam, timbul riak kecil. kemudian setelah batu masuk ke dasar kolam, air kembali tenang.

aku sering kali bingung. saat ada seseorang yang membuat tingkah menyebalkan kenapa aku tidak marah, kenapa aku tidak sebal. tapi di suatu waktu, aku bisa sangat sebal dan marah, padahal yang orang itu lakukan tidak terlampau menyebalkan. lalu di waktu yang lain, emosiku selaras dengan apa yang terjadi. orang itu menyebalkan, aku kesal dan marah. atau sebenarnya aku kesal saja, tetapi tidak lantas marah. entahlah...kesal pun juga rasanya kenapa biasa saja. setahuku jika kita kesal atau sebal atau marah pada seseorang akan ada reaksi yang timbul. seperti, menjauh dari orang itu, diam, mengomel.

begitulah... aku coba memahami. perasaanku sendiri.

You May Also Like

0 komentar