aku bingung pada diriku sendiri

akan hidup yang kujalani setiap hari

yang tiap paginya menyesap ragu

yang tiap malamnya menyeduh tanya.

 

aku beranjak berjalan dengan alasan, semestinya

jika lalu ditanya apa, aku menerka yang tiada

jika memang tiada lantas tak apa tanpa apa

 

banyak hal berlalu lalang di kepala

dan semua tanya tak selalu miliki muara

dan jika ada muara masih ada cabangnya

dan jika begitu hitam putih menjadi abu

dan jika abu aku menjadi ragu

di manakah semestinya aku.

 

saat orang-orang berdansa di berbagai suasana

senang sepi dinikmati

aku lantas berhati-hati

agar kaki tak tergelincir pada senang tanpa tepi

agar kaki tak tenggelam dalam dasar sepi

menjaga agar tegak berdiri hati-hati

yang tidak pasti

memang harus dihadapi

tetapi takut diri ini

 

jika kutemukan warna-warni

kusimpan di antara abu-abu 

menjadi sekat 

menjadi pengingat

bahwa masih ada yang bisa dinikmati

dengan tanpa menyesap ragu

dan menyeduh tanya.