kamuflase digital

by - Januari 17, 2022

wkwk, haha, hehe, hihi, xixi rasa-rasanya menjadi persembunyianku. sembunyi dari kekakuan percakapan, menjadi penawar tawa, menjadi wakil bahwa baik-baik saja, menutupi emosi yang tidak ingin diketahui lawan bicara, dan ya mungkin masih banyak lagi.

rasa-rasanya juga karena lebih sering tidak bercakap tatap muka, semua jadi terasa abu-abu. apakah benar lawan bicara memahami yang kita maksud? apakah benar dia benar-benar tertawa hanya dengan mengirimkan stiker lucu, emoji tertawa, dan wkwkw? apakah memang benar ada yang lucu? kadang rasanya seperti dibuat-buat. aku sendiri pun ya seperti itu. 

percakapan digital tidak selalu merepresentasikan percakapan nyata sebenarnya. bisa saja orang terlihat sangat friendly saat chattingan sebaliknya ketika bercakap langsung dia awkward, percakapan tidak mengalir, tidak mudah berbicara. ya kurang lebih aku pun begitu.

tapi coba diperhatikan lagi, wkwk; hehe; haha; xixi nampak benar hidup lho. mungkin karena terlampau sering melibatkan tambahan kata itu jadi terasa tawanya, senangnya, lucunya, kocaknya. padahal semua itu hanya dalam bentuk kata. ekspresi asli si lawan bicara tidak nampak. kata-kata itu tadi yang mewakili dan sejauh ini berhasil menjadi kamuflase.

kata-kata tadi di dalam percakapan digital menurutku memiliki peranan penting. bisa menjadi peredam tumpahan kata-kata yang terbilang kejam atau menyiratkan kemarahan atau menyiratkan sindiran. pernah nggak mengakhiri sebuah percakapan digital yang dirasa sudah membuat naik darah dengan kata-kata tadi? karena akan memberikan kesan antiklimaks. menurunkan tensi percakapan. mengendalikan laju percakapan.

jadi yaa sekali-dua kali-sering kali dijadikan kamuflase nggak apa-apa. kalau benar mewakili isi hati yang sedang tertawa, senang, yaa itu lebih baik. sering juga kok kata-kata tadi tidak sekadar itu berkamuflase. memang benar mewakili tawa atau kelucuan yang tidak bisa dilihat secara langsung.

You May Also Like

0 komentar