Ya...Sudahlah

by - Desember 21, 2021

Setahun lalu rasanya aku hanya ini 'pergi' dari dunia dan seisinya. Mengutuki diri sendiri. Merasa menjadi manusia paling menderita dan tersedih sedunia. Pandemi membuat segalanya jauh berbeda. Pikiranku menjadi ikut terbelenggu pada sekat-sekat yang telah diciptakan.

Setahun lalu aku sering mengambil memori masa lalu. Kembali berjalan ke alam pikiran di masa-masa remaja. Mengandaikan jika segala sesuatunya dahulu sudah kupikirkan lebih matang. Mengandaikan jika aku di tempat lain tidak harus ada di sini sekarang. Banyak menengok hal-hal indah yang telah terjadi di masa-masa itu. Termasuk mengingat sosok dia...lagi.

Setahun ini aku sudah lebih...tenang, menurutku sendiri. Aku mengandalkan mantra "Ya...sudahlah..." Toh aku sudah melakukannya semampuku. 

Setahun ini ritme yang kujalani lebih baik dari sebelumnya. Aku rasa begitu. Meskipun masih ingin berada di tempat lain, pergi dari sini, tetapi sudah tidak sesering dulu. Aku lebih banyak bersyukur saja. Dan...menyadari bahwa yaa hidup pasti ada pasang dan surutnya. 

Tetapi bahagia bagiku tak bisa dirayakan dengan terlalu gembira. Biasa saja. Ada ketakutan jika berlebihan lalu tiba-tiba sedih datang. Atau hal tak terduga menghampiri. Gembira secukupnya, sedih...sewajarnya. 

Banyak hal yang masih tidak dapat aku cerna dengan baik. Dunia berjalan begitu cepat dan begitu banyak hal-hal yang terjadi. Dunia rasanya sangat bising. Orang-orang ingin berbicara semua dan bersamaan. Rasanya semua ingin memiliki panggungnya sendiri-sendiri. Ingin tampil menjadi yang paling-paling-paling. 

Aku merasa overwhelmed dengan segala hal yang terjadi setiap harinya. Aku takut sekali jika menjadi FOMO. Merasa tertinggal informasi dunia jika telat sedetik tidak mengikuti hal yang sedang trending. Aku rasa itu ada banyak pengaruh dengan mudahnya akses internet dan media sosial saat ini. Tak bisa dipungkiri lagi ini menjadi tantangan bagi kita sebagai individu dan makhluk sosial. Sebab dunia dalam genggaman atau sebenarnya yang terjadi kita telah digenggam oleh ... 'dunia' ?

I don't know what would I say then..........

just keep the secret words I called 'mantra'

ya sudahlah... and 

All is well

 

 

 

You May Also Like

0 komentar