SNMPTN#2

by - Februari 21, 2018

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar anak SMA/SMK sederajat. Kenapa? Karena hari ini, 21 Februari 2018 adalah pengumuman hasil seleksi sekolah SNMPTN (kuota 50% yang berhak iikut seleksi SNMPTN). Nah, bagi mereka yang sangat antusias dengan SNMPTN pastilah merasa deg degan, apakah bisa berhak mendaftar SNMOTN ataukah tidak berhak mendaftar SNMPTN.

Satu tahun yang lalu, saya juga merasakan hal yang sama. Lebih santai sih, hmm, tepatnya sok tenang dan sok nyantai. Padahal juga deg degan nggak karuan rasanya. Ya, agak jaim jaim begitu di depan teman-teman. Tapi beneran sih, saya nggak terlalu yang buru-buru pengen lihat hasilnya. Fyi, kita hanya bisa login ke web snmptn.ac.id secara individu alias dengan akun masing-masing. Jadi, ya hasilnya rahasia. Kalau login dan muncul warna biru artinya lolos ke tahap selanjutnya, maksudnya berhak ikut mendaftar SNMPTN. Kalau ternyata login dan muncul warna merah, mohon maaf Anda tidak bisa mendaftar di jalur SNMPTN.

Saat itu kalau tidak salah pas jam istirahat atau jam kosong begitu, saya lupa. Jadi, kelas cukup ramai. Ya, tentu ramai karena semua penasaran dengan hasil satu sama lain. Belum lagi web-nya down karena banyaknya siswa yang login. Iyalah kan se-Indonesia login semua. Nah, ada kejadian menarik dan agak gemas menurut saya waktu itu. Salah satu teman saya sudah login dan memang susah loginnya, harus mencoba beberapa kali. Setelah berhasil login, dia cukup shock dengan hasil merah yang dia dapat. Bukan hanya dia saja yang shock teman-teman yang lain juga ikut nggak percaya. Kok bisa, sih? Alhasil dia nangis. Gimana nggak nangis coba, baru seleksi 50% sekolah aja sudah ditolak, sakitttt rasanya. Tapi tenang, kita harus tetap huuznudzon, siapa tahu ada kesalahan. Akhirnya, teman saya itu mencoba sekali lagi dan lagi, dan hasilnya adalah……biruuu!!! Yeay, nggak jadi nangis lagi, deh. 

*so buat teman-teman jangan langsung panik yaa, barangkali memang webnya down, jadi hasilnya kurang akurat. Bisa dicoba lagi seandainya muncul merah dan berharap biru. Bismillah…

Terus hasil saya gimana? Tetap tenang sebab hasilnya biru. Senang? Banget, Alhamdulillah. Sebenarnya ini masih permulaan. Ibarat buku ini masih halaman awal. Ada halaman di lembar berikutnya yang siap untuk diisi. Kalau di SNMPTN adalah jurusan. Yup, jadi, waktu pengisian jurusan dan PTN di web snmptn.ac.id itu nggak lama. Hanya sekitar 2 minggu saja. Nggak lama, kan? Apalagi buat pribadi kayak saya ini, yang nggak nemu-nemu juga pilihan. 

Lalu apa yang penting PTN atau jurusan? Kalau saya sih, jurusan. Ya itu kan yang akan saya jalani dan hadapi selama 4 tahun ke depan. Saya juga nggak mau salah jurusan yang nggak sesuai sama keinginan dan kemampuan. Mungkin aja bisa bertahan, tapi terlalu banyak pemaksaan, itu sih menurut saya kalau salah jurusan. And I don’t want this happen. Karena itu selama beberapa hari saya berusaha meyakinkan diri untuk mantap di satu pilihan jurusan. Itu beneran lhoo, saya nggak mau asal diterima SNMPTN aja. Kan kalau bisa sekalian diterima di pilihan yang benar-benar diinginkan.

Saya sejak awal sudah memutuskan untuk memilih jurusan lebih dulu baru PTN. Sebab kalau saya yang penting jurusannya dulu. Dan satu hal lagi nggak mau asal diterima. Katanya harus realistis? Iyaa saya juga realistis dengan cara sendiri. Saya cukup yakin dengan nilai saya, meski kadang tiba-tiba takut kalau nggak lolos SNMPTN. Apa kabar persiapan SBM?? Not yet…Untuk milih jurusan aja, saya masih ngambang. Apalagi PTN. Jadi, asalkan di PTN itu ada jurusan yang saya inginkan, okee saya berani pilih PTN itu.

Untuk kalian yang masih bingung atau ngambang atau galau mau ke mana, jurusan apa dan ke PTN mana, mulai sekarang udah nggak nanti-nanti, coba kenali diri kalian sendiri. Mencoba jujur dengan keinginan dan kemampuan kalian. Sering kali dulu dengar kalau harus realistis sama nilai rapor. Nilai segitu kok mau jurusan yang favorit, emang nggak boleh ya? Kalau saya sih boleh-boleh aja, itu kan hak masing-masing individu. Soal lolos atau nggak lolosnya, itu urusan belakangan. Iyaa, sih, tapi kan kalau terlanjur berharap banget sama SNMPTN gimana? Ya, kalau udah dirasa pilihan di SNMPTN terlalu tinggi dan siap dengan hasil pahit, mulai dari sekarang harus prepare untuk SBMPTN. Sebenarnya dari awal juga harus sudah siap dengan mental tempur SBMPTN dan ujian masuk lainnya, bukan bergantung penuh pada SNMPTN. Meskipun rasa berharap itu ada, bahkan sangat ada, saya mengalami hal itu. Sungguh.

Intinya mau ke PTN mana dan jurusan apa, sebisa mungkin yang benar-benar diinginkan, sesuai passion dan skill. Kita kan nggak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari, bukan? Bisa jadi hasilnya nanti malah lolos di pilihan pertama, tetapi pilihan pertama malah bukan yang diminati, how do you feel? Bisa jadi juga lolos di pilihan pertama yang katanya terlalu tinggi dan nggak realistis. Everything can happen, guys, is all about qadarullah. Jika Allah sudah berkehendak, apapun bisa terjadi. So, jangan lupa untuk tanya di sepertiga malammu, tanyakan kepada Rabb-mu. Allah knows best than us. Dan selalu minta restu orang tua. Tahu kan, ridho Allah bergantung pada ridho orang tua.

Selamat berjuang untuk kalian yang memiliki kesempatan di SNMPTN. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini. Ribuan teman kalian lainnya telah lapang dada menerima kenyataan menghadapi pertempuran yang lebih menegangkan, SBMPTN.


To be continued….


#SNMPTNseries
[Sukoharjo, 21:37] 21 Februari 2018

You May Also Like

0 komentar