Nonton Film: Srimulat Hil yang Mustahal–Babak Pertama

by - Juni 03, 2022

Melanjutkan liburan singkat di Jember, setelah tepar dari pantai, malam harinya kami (aku dan Puspa) pergi ke bioskop. Kami memutuskan menonton film Srimulat: Hil yang Mustahal-Babak Pertama. Film biopik tentang grup lawak legenda: Srimulat. Sejujurnya saat awal menonton trailer film ini, aku agak ragu (siapa saya ya berpikir begitu). Tetapi begitu film ini resmi tayang di layar lebar, para pengamat film ramai membicarakannya. Ulasan yang diunggah pun positif. Itulah alasannya ketika Puspa menawarkan menonton film ini, aku setuju.

Kami pergi ke Cinepolis, Lippo Plaza Jember. Awalnya ingin ke Cinema XXI sayangnya film ini tidak ada di sana, entah memang tidak tayang atau sudah habis masa tayangnya. Jadilah kami ke Cinepolis. Dan betapa terkejutnya aku, saat melihat harga tiketnya: Rp 30.000 di hari Sabtu alias weekend. Murah, cuy! Di Cinema XXI lebih murah lagi hanya Rp 20.000 padahal weekend. Terjangkau kantong anak kos. Di Semarang mana dapat segitu.

dok pribadi
Tiket nonton berdua

Ok, mari mulai membahas filmnya.

Sudah bisa ditebak sebenarnya film ini tentang apa. Jelas tentang Srimulat. Berkisah di era 1980-an awal perjalanan karier Srimulat dimulai dari Teater Sriwedari. Saat itu Srimulat sudah terkenal, bisa dibilang artis lokal. Lalu suatu hari datang tawaran untuk tampil di depan presiden. Berangkatlah mereka ke Jakarta. Dan dimulailah kisah mereka bertahan di Jakarta dan tampil di televisi nasional.

Meskipun Srimulat sudah terkenal di Solo dan sekitarnya, begitu di Jakarta belum ada yang mengenali. Menonton film ini kita diajak untuk menilik di balik layar Srimulat. Bagaimana  mereka yang sehari-hari berbahasa Jawa kemudian harus tampil dengan Bahasa Indonesia yang ternyata cukup sulit. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan agar tetap bertahan. Selain bahasa, masing-masing anggota juga harus menemukan "hal spesial" di dalam diri masing-masing. Hal yang membuat mereka berbeda satu sama lain: khas dan unik.

Selayaknya ruh Srimulat sebagai grup lawak, sepanjang film disuguhkan komedi yang khasnya mereka dan tetap bisa dinikmati oleh anak jaman sekarang. Jadi kalau ada yang bilang "Aku nggak pernah nonton Srimulat, nggak tahu. Nanti nggak nyambung lucunya," buktinya banyak yang tertawa, banyak yang terhibur, di antaranya anak-anak muda. Memang gokil sih komedinya. Nggak berhenti ketawa sampai capek rahang bahkan sakit perut ketawa terus. Kalian yang butuh hiburan, monggo merapat ke bioskop tonton film ini. 

Kan film ini berkisah perjuangan Srimulat, ada sedihnya juga? Ada. Ah, itu menjelang akhir film dibuat greget dan kesel, tapi juga ada haru dan sedihnya. Kalian tonton sendiri sajalah, kalau aku ceritakan di sini, namanya spoiler.

Sinopsis dan Daftar Pemain Film 'Srimulat: Hil yang Mustahal' Tayang 19 Mei  2022 - Regional Liputan6.com
sumber: liputan6.com

Para aktor yang memerankan anggota Srimulat:

Teuku Rifnu Wikana sebagai Asmuni, Ibnu Jamil sebagai Tarsan, Dimas Anggara sebagai Timbul, Erick Estrada sebagai Kabul Basuki atau Tessy, Zulfa Maharani sebagai Nunung, Erika Carl sebagai Djudjuk, Morgan Oey sebagai Paul, Naima Aljufri sebagai Ana, dan Rukma Rosadi sebagai Teguh.

Dari semua pemain aku terkesima dengan Bio One dan Elang El Gibran. Mereka tampak luwes dalam memerankan Gepeng dan Basuki. Bahkan penampilan fisik Bio One sampai berubah drastis. Dia kurus mirip Gepeng semasa hidup pun dengan potongan rambutnya. Kalau Elang, aku suka bagaimana dia memerankan Basuki yang ceplas-ceplos tapi mimik mukanya selalu serius. Screen time mereka berdua memang lebih banyak dari yang lain. Pun ditambah dengan bumbu-bumbu drama asmara yang merembet ke hati Gepeng saat bertemu Rohyani. Seru!

Ada positif ada negatif, bukan negatif sih, lebih ke 'kurang'. Dari aku yang awam ini, akting Erika Carl sebagai Bu Djujuk agar kurang. Saat dialog menggunakan Bahasa Jawa, masih terdengar kurang luwes pengucapannya. Jarang juga sih dia berdialog panjang. Dan juga konflik keresahan masing-masing anggota dengan latar belakangnya, belum banyak ditampilkan. Masih sedikit-sedikit.

Dengan penampilan apik para pemain secara keseluruhan jadi nggak sabar menantikan Babak Kedua. Salut buat pak sutradara, Fajar Nugros, yang berani mengangkat kisah Srimulat ke layar lebar di era millenial saat ini. Semoga di Babak Kedua nanti lebih seru, banyak tawa dan rasa yang menggelitik hingga keluar dari bioskop.

Sekali lagi jika kalian penasaran silakan merapat ke bioskop tonton film ini. Sejauh ini masih tayang di Cinepolis dan Cinema XXI. Bisa kalian cek kembali ke bioskop terdekat.

Selamat menikmati tawa!


Bonus kutipan dari film:

Ning ndeso rekoso, ning Ibukota sambat. Menungso. Modarro!

You May Also Like

0 komentar