SNMPTN

by - Desember 27, 2017


Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) adalah salah satu “tiket” masuk yang diidam-idamkan oleh pejuang masa akhir SMA. Bagaimana tidak? SNMPTN itu seleksinya berdasarkan nilai rapor dari semester satu sampai semester lima. It means nggak pakai tes tertulis. How lucky you are, if you got it. Tinggal input nilai, milih jurusan dan PTN, lalu tunggu hasilnya. Merah apa hijau. Merah, maaf Anda tidak lolos; hijau, selamat Anda lolos.

Nah, karena privilege ini, banyak dari kami (termasuk saya) berusaha untuk menstabilkan nilai dari semester ke semester. Katanya nilai rapor dari setiap semester harus stabil grafiknya, kalau bisa grafiknya naik bukan turun. Artinya harus ada peningkatan, paling nggak sama dari semester sebelumnya. And how the reality make up?

And this is the reality…

Saya mau cerita masa kelas 12 kemarin. Nah, untuk SNMPTN 2017 tidak semua siswa bisa ikut seleksi, hanya 50% dari total siswa setiap jurusan yang dapat ikut SNMPTN. Kalau tahun 2016 75%. Ada cerita lucu nih saat pengumuman peserta 50%. Begini, saat itu teman saya sudah login dan lihat hasilnya, dia langsung shocked, she was cryin’. Dia nggak percaya kalau nggak masuk 50%, saya juga nggak percaya. Saat itu kami buka pengumuman di laman snmptn.ac.id pas masih di kelas. Tapi, beberapa menit kemudian dia coba buka lagi, karena nggak percaya dengan hasil tadi. Apa yang terjadi teman-teman? Warna biru yang muncul, artinya dia lolos. Yahh, terlanjur nangis deh tadi. Hehehe, lucu deh. 

FYI, nilai saya rapor saya nggak stabil-stabil banget. Ada mata pelajaran yang grafiknya malah turun. Ada juga yang naik turun. Ada juga yang naik, tapi bukan dari kelompok peminatan. Tapi saya percaya diri aja. 

Menjelang pengisian data pilihan jurusan dan PTN, justru saya makin galau. Dasarnya saya yang nggak mantap di hati, ya begitu, mau ini mau itu, banyak maunya. Sudah selangkah lagi sebenarnya, tapi malah bingung. Bingung mau pilih jurusan dan mau ke PTN mana. Ini dari dulu nggak pernah jadi hal yang pasti buat saya. Saya gampang berubah untuk masalah pilihan jurusan, kalau PTN sih, mau ke mana aja hayuk. Karena yang saya utamakan saat itu adalah jurusan. Selama di PTN itu ada jurusan yang saya inginkan, saya mau ke sana. Nah, jurusannya emang apa nih? Belum nemu, hehe.

Akhirnya saya mulai minta pendapat ke orang tua, harus pilih jurusan apa. Pada akhirnya sih nggak dapat pencerahan juga. Sebenarnya sebelum SNMPTN di mulai, saya sudah Tanya ke orang tua, tapi ya tetap aja nggak menemukan apa yang sesuai dengan saya. Sempat ada sih, tapi setelah saya pikir-pikir lagi, kayaknya nggak cocok sama saya. Bapak bilang ke saya untuk pilih jurusan yang memang saya sukai. Mereka tidak pernah memaksakan saya harus pilih ini atau pilih itu. Namun, mereka tetap menyarankan saya untuk ikut USM PKN STAN. It would be another story, next post.

Setelah saya cari-cari di google berbagai jurusan yang ada juga lihat-lihat di line, saya jatuhkan pilihan pada Ilmu Gizi. Awalnya saya belum tertarik dengan Ilmu Gizi, saya lebih suka ke jurusan yang berhubungan dengan kesehatan. Nah, kesehatan tapi nggak mau ambil keperawatan, kebidanan, kedokteran (apalagi), ataupun kesehatan masyarakat. Saya mulai tertarik dengan Ilmu Gizi, karena saat itu saya baca di jurusankuliah.tumblr.com ada salah satu postingan “Food Science + Nutrition =?” yang langsung menarik perhatian saya. Ibarat pepatah, pucuk dicinta ulam pun tiba, saat saya butuh jurusan kesehatan yang lain, eh, saya nemu postingan cerita ini. Setelah saya baca sampai selesai ternyata jurusan ini ada di luar negeri, kebetulan si penulis ini kuliah di University of Adelaide. Yah, kok di luar negeri. Terus saya mikir lagi, mungkin di Indonesia ini masuknya Ilmu Gizi. Mulai dari situ saya cari info tentang Ilmu Gizi ini.

Singkat cerita saya sudah mantap untuk ambil jurusan Ilmu Gizi, satu nih yang belum pasti. PTN. Ya, saya masih mencari mau ke PTN mana. Setelah dilihat take record kakak kelas belum ada yang lolos Ilmu Gizi dari jalur SNMPTN. Down kah saya? Nggak, justru saya keras kepala untuk tetap pilih jurusan ini. No matter what happen. Saya pasrahkan hasilnya pada Allah. Finally I found IPB as my future college, after I did comparison with UB. From both of them, I prefer IPB than UB. Coz’ I thought it would be suitable with my choice. Intinya saya lebih suka IPB dan guru BK saya mengatakan, “Kalau saya dengan nilai ini (rapor saya), saya berani ambil IPB.” I love u my teacher. 

Pilihan pertama saya isi Ilmu Gizi dan plihan kedua saya pilih Agronomi dan Hortikulutura. Kenapa pilihan kedua saya Agronomi dan Hortikultura? Sebab saya dulu pernah nemu jurusan ini jauh sebelum jatuh hati pada Ilmu Gizi. Tapi saat itu saya masih sebatas suka aja. Saya pikir akan seru belajar tentang tumbuhan dan seluk beluknya. Belajar tentang kultur jaringan untuk meningkatkan kualitas hasil perkebunan.

Bagaimana hasil SNMPTN?? Ini dia yang membuat deg degan. Pengumuman SNMPTN sesuai jadwal 26 April 2017 pukul 14.00 WIB. Nah, waktu itu pagi harinya saya ada bimbel di Neutron Sukoharjo jadwal persiapan SBMPTN. Saya sudah rencana mau buka pengumuman nanti saja pas di rumah, jadi di sana saya hanya wifi-an sambil nunggu pukul 14.00, padahal saya sudah selesai beberapa jam sebelumnya. Sebelum saya pulang, saya masih sempat menyaksikan teman saya yang lolos SNMPTN. Wih, senengnya dia sampai sujud syukur. Saya makin deg deg-an. I decided to go home. Finally at home, I’m on hurry wanna check my result. In front of my parents, Bismillah, I have ready for the result. Jeng jeng jeng, Awww, hijau, Alhamdulillah, saya lolos. Still not believin’, I gave my phone to my dad to check again. Yeah, thanks Allah I got this. Alhamdulillah. This is for my beloved angles in this world, my two heroes of life, my mum and dad. Hadiah buat Ibuk dan Bapak.

Itu sepenggal kisah SNMPTN saya. Saya mau kasih beberapa saran untuk adik-adik tercinta yang sedang galau mikir SNMPTN. Kalau memilih jurusan jangan ditunda nanti-nanti ya adek-adekku tercinta. Sebab nanti bakal banyak godaan, apalagi teruntuk kalian yang berhak mendaftar SNMPTN. Karena nanti kalian bakal bersaing dengan teman sendiri lewat nilai rapor. Usaha yang telah kalian usahakan selama 2,5 tahun terakhir. Nilai yang semoga bukan sekedar di atas kertas. Kalian bener-bener harus mantap dengan pilihan itu. Nanti bakal denger: kalau yang lolos hanya 1 dari dua anak dengan pilihan jurusan yang sama di satu univ, yang membuat kalian minder dengan nilai teman. Kuncinya yakin dan doa. Kalau sudah yakin dengan pilihan jurusan itu, keep istiqomah, dan berdoa. Semoga yang daftar di jurusan dan univ yang sama dengan kamu, dengan nilai yang lebih dari kamu, lolos semua. Lebih indah bukan daripada kamu bingung dan pusing harus ganti jurusan yang bukan passionmu. 

Pastikan nanti kalau konsultasi jangan bingung dan mudah goyah. Kalau jurusan kamu dibilang terlalu tinggi dan sulit ditembus, dengan banyak alasan, yakin aja itu memang kemantapan hati kamu. Dengarkan saran, boleh, tapi semua pilihan ada di tangan kamu. Jangan asal lolos snmptn, tapi jurusannya kamu nggak suka. Mending dibilang ketinggian tapi pilihan kamu, meskipun pahit nggak lolos. Karena kesempatan SNMPTN cuma sekali, tapi main-main dengan jurusan? Pikirkan lagi.

Anak SNMPTN pasti sering denger komen: ah, cuma bejo; lolos undian; dsb. Intinya memandang SNMPTN dengan sinis. Untuk kalian yang lolos SNMPTN, be calm people. Mereka nggak tahu perjuangan anak SNMPTN gimana, sih. Nilai dari semester 1-5 harus stabil. Perjuangan yang full selama 2,5 tahun. Bayangkan, itu artinya harus rajin dan disiplin. Okee, what ever they said. Selalu syukuri nikmat apapun itu hasil SNMPTN. Kalau lolos SNMPTN dan dibilang 'bejo'; alhamdulillah berarti kamu termasuk orang yang beruntung, Allah telah menunjukkan jalan untukmu. Kalau nggak lolos; alhamdulillah itu artinya Allah ingin melihat usahamu yang lebih di SBMPTN dan tes tulis lainnya, ada jalan yang terbaik yang disiapkan oleh-Nya untukmu. Be positive people.

Menurut saya lolos SNMPTN itu jawaban atas semua doa dan usaha selama ini. Doa dan usaha yang telah kalian curahkan selama 5 semester terakhir. Banyak cara yang kalian lakukan untuk membuat nilai stabil. Rajin ngerjain tugas, ulangan belajar sungguh-sungguh, UTS lebih sungguh, UKK triple sungguh-sungguh. Apalagi untuk kalin yang on the right way. Lolos SNMPTN itu merupakan jawaban atas kesabaran kalian selama ini. Sabar untuk menahan diri nggak nyontek. Sabar untuk rajin ngerjain tugas yang bertumpuk-tumpuk. Sabar dengan saling berbagi ilmu pada teman. Lolos SNMPTN itu merupakan jawaban atas doa-doa kalian. Doa yang kalian panjatkan setiap saat. Dan pastinya tak lupa doa orang tua. Merekalah yang selalu mendoakan kita, tanpa kita minta. Doanya lah yang mengiringi langkah kita.

Jadi, dapatkan restu orang tua ya ketika memilih jurusan dan PTN-nya. Jika, ternyata beda pendapat dengan orang tua, sebisa mungkin jelaskan dengan baik. Alasan kalian milih jurusan itu. Beri penjelasan yang tepat, nggak sekedar ngotot tanpa alasan. Begitu juga dengan PTN-nya. Jadi, yakinkan mereka dan sungguh-sungguhlah kalian untuk mencapainya.


Bintaro [23:27 pm] 22 November 2017
#latepost
#kuliah
#ceritaku


You May Also Like

0 komentar