Cemburu (?)

by - Desember 30, 2017

Saya nggak tahu kenapa kadang saya merasa “cemburu”. Aneh sekali rasanya, hanya untuk sebuah keadaan yang biasa saja. Saya bingung dengan diri saya sendiri. Kenapa juga harus “cemburu” ? Heran saya, detik ini saya merasa dilingkupi rasa “cemburu”. Detik berikutnya saya merasa bodoh sekali dengan merasa “cemburu” tadi. Mungkin Anda juga pernah merasakan seperti saya?

Jadi, saya terkadang “cemburu” karena suatu hal yang kecil. Hal-hal dilingkup pertemanan. Kadang merasa menjadi orang yang dipercaya oleh orang lain, sebab ia telah menceritakan sepenggal kisahnya. Kenapa itu menjadi sangat berharga bagi saya? Ya, karena sebuah kepercayaan itu adalah amanah. Rasanya ada suatu hal yang tidak dapat saya ceritakan bagaimana. Mungkin bagi sebagian orang menerima cerita itu dapat menjadi beban. Bagi saya tidak juga. Sebab saya suka mendengarkan cerita orang lain. Pada akhirnya akan saya ingat.

Lalu, setelah saya merasa menjadi orang kepercayaan ada sebuah kenyataan dibaliknya. Sebuah kenyataan bahwa sebenanrnya bukan saya saja yang menerima cerita itu. Pun ada sepenggal kisah lainnya yang tidak diceritakan kepada saya, namun diceritakan pada orang lain. Aneh kan saya? Buat apa saya mempermasalahkan itu, toh itu urusan “dia” mau cerita kepada siapa. Bukan urusan saya juga mau “dia” cerita atau tidak. Seharusnya saya bisa menganggapnya biasa saja. Who am I? 

Bukan kecewa, tapi lebih ke cemburu. Tapi siapa saya? Saya juga tidak punya hak untuk memaksa “dia” bercerita. Hanya karena satu kisahnya ada pada saya, lantas saya merasa istimewa? Iyaa saya merasa begitu. Aneh sekali. Ada di beberapa bagian detik yang saya merasa, “kok aku nggak tau ya,”.  Di bagian waktu lainnya saya mulai sadar bahwa, I’m not the only one. Jadi, saya harus membiasakan diri bahwa dunia ini luas. Artinya “dia” pun akan bertemu dengan banyak orang. Orang baru dan baru lagi yang ia rasa klik. 

Mungkin karena saya orangnya terlalu high curiosity alias kepo dan too high expectation with it. Jadi begitulah yang saya rasakan. Inginnya saya juga tidak terlalu penasaran. Toh, nggak semua hal juga harus saya tahu. Kalaupun saya tahu, mau saya apakan? Hal-hal yang hanya beberapa itulah yang mungkin memang sudah Allah percayakan kepada saya. Hal-hal yang lainnya Allah percayakan kepada orang lain, sebab lebih dapat menjaganya.

Ada satu hal yang saya syukuri. Meski tidak lengkap dan utuh saya mengenalnya, namun saya merasa harus menjaga kisah itu. Selalu menyenangkan dengan mendengarkan orang lain bercerita, Tentang apapun juga. Namun, saya pun hanya manusia biasa. Jikalau ada kisah yang terlupa, harap maklum. Mungkin bagi saya itu tidak begitu penting, mungkin juga sudah tenggelam dengan kisah yang baru.

Begitulah jika Anda memiliki kawan yang mudah berkawan dengan siapapun dan mudah berbagi kisah kepada siapapun. Begitulah yang saya rasakan. Hanya sebentar saja, lalu saya sadar tidak perlu memikirkannya. Seharusnya saya cemburu ketika yang lain bisa dekat dengan-Nya, sedangkan saya belum. Orang lain dengan mudahnya terbangun di sepertiga malam, sedangkan saya masih mencoba. Orang lain sudah mantap berhijrah, saya masih mencoba. Dan lainnya.


#selfreminder

[Bintaro, 9:03] 30 Desember 2017

You May Also Like

0 komentar