Kilas Balik 2017#2

by - Desember 31, 2017



Continued…..

Akhirnya saya telah sampai di bulan Juli, di mana untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Kampus Ali Wardhana. Iyaa, saya memutuskan daftar ulang di PKN STAN, dengan ikhlas melepaskan IPB. Bye bye…Bogor, setidaknya saya sudah pernah ke Dramaga. Btw, warna dominan logo IPB dan PKN STAN sama, biru dongker atau biru tua, yang jelas bagi saya sama. Okee, sedikit cerita tentang daftar ulang di PKN STAN. Saya datang pas jadwal daftar ulang. Sekitar pukul 07.30-08.00 saya baru sampai di Ciledug. Saya sudah menduga bahwa antrian di PKN STAN pasti sudah banyak. Benar saja, saya dapat nomor antrian 1239 itu baru pukul 09.00. Mereka datang sangatlah pagi-pagi buta, mungkin.

Tahun ini keinginan merantau benar-benar terpenuhi, sebab sekarang pendidikan terpusat di Bintaro. Padahal dulu berharap dapat BDK Jogjakarta, kan lumayan setiap akhir pecan bisa pulang ke rumah. Tak apa merantau belajar mandiri, belajar memaknai hidup, belajar bersabar, belajar dewasa, belajar menahan rindu, ini paling penting. 

Cerita merantau diawali dengan Dinamika kehidupan sebagai MABA alias Mahasiswa Baru. Dinamika dengan Generasi Berlian. Betapa sangat serunya Dinamika yang saya jalani. Satu minggu sebelum Dinamika sudah dipenuhi dengan penugasan individu maupun kelompok. Karena Dinamika, saya jadi membuat Life Plan 20 tahun ke depan. Padahal aslinya saya nggak ada rencana. Mengikuti alur. Sangat-sangat seru di tengah-tengah Dinamika. Begitu banyak cerita baik yang manis maupun yang pahit, eh, tegang.

Libur sehabis Dinamika saya pulang hanya untuk ikut acara pernikahan kakak, anaknya Budhe. Tapi, kenyataanya pas hari H justru saya harus kembali ke Bintaro.

Selanjutnya akan bertemu dengan bapak-bapak TNI AD, Kopassus dari Cijantung. Sebenarnya dulu waktu SMA, kelas 11, sudah pernah ikut acara seperti ini, namanya Bela Negara. Bedanya kalau dulu di markas Kostrad Yonif 413 selama 3 hari dua malam. Berlatih bersama bapak-bapak TNI AD. Kalau tahun ini, Capacity Building, kegiatan wajib bagi Mahasiswa Baru PKN STAN. Berbeda dari tahun sebelumnya yang berkunjung ke markas Kopassus, tahun ini hanya di area kampus dan tidak menginap. Alhamdulillah. FYI tahun ini PKN STAN menerima 6000-sekian mahasiswa. Berdasarkan hasil Capacity Building, ada 6597 mahasiswa. Okee, kegiatan Capacity Building itu latihan PBB, latihan upacara, tata cara penghormatan, dan lainnya. Pokoknya seru sekali. Tak lupa kita selalu ada kesempatan bernyanyi Mars PKN STAN.

Selesai rangkaian kegiatan sebagai Maba, mulailah kehidupan mahasiswa yang sesungguhnya. Bertemu dengan orang-orang yang baru lagi untuk satu tahun ke depan. Saya berada di kelas 1-59 dari 65 kelas untuk angkatan DI Pajak 2017. Tidak ada satu pun yang dari Sukoharjo, ah, seharusnya saya tidak berharap satu kelas dengan teman sedaerah. Teman-teman baru pasti ada cerita baru. Ada tentir kelas dan agenda makrab. Makrab kami awali dengan “makan keakraban” di selasar SC Kalmong. 

Kehidupan sebagai mahasiswa di kampus dan di kontrakkan. Ke kampus setiap hari, dari Senin-Sabtu. Memang di setiap harinya tidak full dari pagi-malam. Ya, kami ada kelas malam. Ternyata kelas malam itu seru sekali. Sebab saya tidak mengantuk, hehehe. Selain rutinitas belajar, saya juga mencoba untuk ikut UKM. Tidak lupa ikut Oprec yang ada. Pernah ikut sekali tapi gagal. Setelah itu nggak ikut lagi. Eh, ikut seleksi pengurus Bambu Pelangi, tapi gagal juga. Selain itu di kontrakkan juga harus bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Ya masak kalau sempat, nyuci baju dua hari sekali;gentian, nyuci piring, beres-beres kamar, dan iuran listrik+wifi.

Perjalanan semakin berwarna saat saya mencoba ikut oprec Media Center, wadah jurnalistik di kampus. Awalnya hanya coba-coba saja, tetapi saya malah lolos dan ikut Magang#20. Yey, seruu sekali. Dari 4 pertemuan magang, saya hadir 3 kali. 

Tetapi di tengah perjalanan ini, terselip kabar duka. Ibu guru Sejarah sepanjang saya SMA, telah berpulang kepada-Nya karena sakit. Ibu guru Sejarah satu-satunya dari kelas 10-12 yang mengajarkan kami untuk bekerja keras dan selalu jujur. Beliau juga memberikan “tabungan” bagi siswanya, dengan begitu tercipta keaktifan dari siswa. Selamat jalan Ibu, engkau telah tenang di sana.

Saya bersykur di perjalanan ini bertemu dengan orang-orang baru dan kembali bertemu dengan orang-orang lama. Saya mendapatkan teman yang begitu bertemu langsung klik dan banyak bercerita apa saja. Bertemu dengan teman yang berbeda pulau dan bertemu teman yang mirip dengan salah satu saudara saya, dari kacamata saya mirip. Dan masih banyak lagi.

Tak lupa hectic saat UTS dan berbagai cerita setelahnya. Ada yang keluar kelas penuh kepuasan. Ada yang keluar kelas langsung menumpahkan kekesalan, soal PPh membuat kami pusing. Ada yang biasa-biasa saja. Tapi grup kelas dan grup angkatan selalu ramai saat UTS, apalagi menjelang UTS matkul perpajakan dan setelahnya. Nama line teman-teman mendadak berubah semua. UTS bagi mahasiswa baru selalu penuh cerita.

Selepas UTS ada keseruan di acara BEM Cup 2017. Untuk pertama kalinya berada di tengah suporter yang begitu ramai. Di setiap sorak sorainya bisa membuat merinding karena kebersamaannya. Pajak Jaya, Pajak Pajak Jaya, Pajak Jaya, Pajak Pajak Jaya. Tak apa meski tidak menjadi juara umum tahun ini. Pajak tetap Jaya. Pajak Satu Jiwa. Viva Belasting.
 
Akhirnya libur akhir tahun tiba dan memilih untuk stay di kontrakkan saja. Merantau belajar menahan rindu. Bukan berarti kami yang stay tidak rindu rumah. Bukan. Kami sangat rindu rumah. Rindu keluarga dan teman-teman. Rindu masakan ibu. Rindu suasana kampung halaman. Rindu suasana kelas SMA lengkap dengan teman-teman SMA. Kami rindu. Sangat rindu.


Selesai…

[Bintaro, 22:25] 31 Desember 2017
---mengisi malam akhir tahun dengan menulis dan menulis. Saat itu hati benar-benar bisa lega. Diiringi suara petasan yang terdengar begitu keras di luar sana. Masih di kamar kontrakan.

You May Also Like

0 komentar