Baca Buku: Keajaiban Toko Kelontong Namiya

by - Desember 26, 2021

 

Pertama kali aku tahu novel "Keajaiban Toko Kelontong Namiya" karya Keigo Highashino diterjemahkan ke bahasa Indonesia itu tahun lalu. I'm so excited, karena aku sudah pernah menonton filmnya sekitar tahun 2018. Yup! Novel international bestseller karya Keigo Highashino ini sudah divisualisasikan dalam film tahun 2017 di Jepang. Tidak hanya di Jepang saja bahkan sudah diadaptasi di China juga.

Bercerita tentang apa, sih

Novel ini berkisah tentang tiga pemuda berandal (Atsuya, Shota, dan Kohei) yang kabur setelah melakukan pencurian dan bersembuyi di sebuah bangunan kosong. Bangunan kosong itu adalah Toko Kelontong Namiya. Mereka bertiga mendapatkan surat misterius yang berasal dari masa lalu, sekitar 30 tahun lalu. Anehnya surat tersebut berisi permintaan saran. 

Menarik, bukan?

Ketiga pemuda berandal ini berdebat apakah harus membalas surat tersebut atau membiarkannya saja. Karena mereka juga curiga jangan-jangan itu ulah orang iseng atau orang yang ingin menangkap mereka. Kohei sangat antusias sekali untuk membalas surat tersebut. Diikuti dengan dukungan dari Shota. Tetapi tidak dengan Atsuya.

Coba ingat-ingat. Dalam situasi biasa, kita tidak pernah mendengar masalah orang lain. Tidak ada yang mau mendengar pendapat kita. Mungkin akan terus begitu seumur hidup. Jadi anggap saja ini kesempatan pertama sekaligus terakhir. Menurutku tidak ada salahnya.

Bagaimana bisa mereka berkirim surat dengan orang di masa lalu?

Semua itu karena Kakek Namiya, pemilik Toko Kelontong Namiya. Kakek Namiya semasa hidupnya melakukan kebiasaan unik dengan memberikan sesi konsultasi kepada orang-orang di sekitarnya. Awalnya hanya iseng menjawab pertanyaan anak-anak kecil. Kemudian mulai serius dengan adanya surat permintaan saran yang berisi permasalahan serius. Kebiasaan inilah yang menjadi jembatan bagi ketiga pemuda tadi bisa melintasi waktu. Sebab saat mereka bertiga ada di toko kelontong, Kakek Namiya sudah tiada.

Apa pesan yang bisa didapatkan dari kisah dalam novel tersebut?

Di dalam novel ini berisi kisah-kisah hidup para tokoh yang mengirim surat ke Kakek Namiya. Entah surat yang dibalas oleh Kakek Namiya saat masih hidup maupun surat yang dibalas oleh ketiga pemuda berandal. Semuanya memiliki pesan yang cukup mendalam.

Aku paling tertarik dengan kisah kedua dalam novel ini, yaitu kisah Si Musisi Toko Ikan. Si Musisi ini sedang galau, apakah pilihannya untuk bermusik sudah tepat? Apakah seharusnya ia melanjutkan saja usaha toko ikan milik keluarganya? Hal tersebut yang membuat niat dan semangatnya menurun. Akhirnya ia menuliskan kegundahan hatinya dalam surat yang ditujukan ke Kakek Namiya. Ia mencoba mencari jawaban yang dapat mendukung langkahnya ke depan. 

Perjalanan Anda di dunia musik tidak akan sia-sia. Saya percaya kelak lagu Anda akan menyelamatkan seseorang. Dengan begitu, musik Anda pasti akan terus dikenang.

Ada penggalan dialog Kakek Namiya dan anaknya yang berkesan bagiku. 

Dalam berbagai kasus, sebenarnya si pengirim surat sudah menemukan jawabannya. Mereka berkonsultasi hanya demi memastikan bahwa orang lain juga membenarkan keputusan mereka.

Dalam hal ini mengingatkanku bahwa dalam keseharian kita pun sering kali melakukannya. Merasa perlu untuk bertanya kepada orang lain demi memastikan pilihan kita benar atau sama dengan mereka. Mencari validasi atau pembenaran.

Kakek Namiya dalam memberikan saran dan pendapatnya sangat hati-hati. Ia tidak ingin sampai menyinggung atau membingungkan si pengirim surat. Baginya saran atau pendapat yang ia berikan kembali lagi pada si pengirim surat. Mengikuti atau tidak, itu keputusan si pengirim surat.

Bagiku novel setebal 400 halaman ini pada awalnya sedikit membosankan karena narasinya yang panjang. Namun, setelah bisa mengikuti alur ceritanya justru semakin menarik untuk dihabiskan sampai akhir. Apalagi jika sudah pernah menonton filmnya, gambaran visualnya lebih dapat.

Berikut penggalan pesan terakhir yang ditulis oleh Kakek Namiya:

Cobalah untuk mengubah sudut pandang. Karena peta Anda masih berupa kertas kosong, Anda jadi bebas menggambar apa saja. Semuanya terserah pada Anda. Anda bebas melakukan apa saja karena kesempatan terbentang luas di hadapan Anda. Bagi saya, ini adalah hal yang menakjubkan. Percayalah pada diri sendiri. Saya doakan semoga Anda bisa menjalani hidup dengan bebas tanpa penyesalan.

Aku merekomendasikan novel ini untuk kalian. Banyak pembaca di luar sana yang juga merekomendasikan novel ini. Sebab benar novel ini sangat heartwarming. Rasanya jika Kakek Namiya benar ada, ingin sekali menulis surat kepadanya. Apa yang akan beliau sampaikan, ya?

You May Also Like

2 komentar

  1. Ini wishlistku banget, sebenernya udah ada di gramdig sih, tp kok seperti ingin memiliki versi fisiknya 🥲 katanya ini self improvment berkedok novel ya 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku baca justru pinjam di ePerpus, waktu itu blm ada di iPusnas. Sekarang di iPusnas ada dan tahu sendirilah yaa antriii panjang. Iyaa, bener banget ada nilai-nilai kehidupan gtu. Aku jga pengen punya fisiknya hahaha. Btw ini ada filmnya juga lhoo

      Hapus