Fajar/Rian: Perjalanan Bangkit dan Bersinar

by - Januari 22, 2023


sumber: Badmintalk Photo (@BadmintonTalk)

Performa Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto melejit menuju puncak sebagai World Number One Men's Double. Sebuah pencapaian yang menggembirakan sekaligus mengharukan. Mengingat perjalanan performa Fajar/Rian yang naik turun. 

Kilas balik di awal 2022, Fajar/Rian terhenti di babak 16 besar German Open dan All England. Setelahnya mendapat kritik keras dari pelatih, Herry IP. Di tengah ketatnya persaingan ganda putra Indonesia, performa Fajar/Rian dinilai telah disalip oleh juniornya. 

Kritik tersebut menjadi pecutan semangat juang bagi mereka. Terbukti mereka berhasil menjadi juara Swiss Open dengan level Super 300. Gelar perdana mereka di tahun 2022. Kemajuan langkah mereka berlanjut dengan finish di babak final Korea Open. Meskipun harus rela berdiri di tempat kedua setelah kalah dari pasangan tuan rumah, Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae. 

Torehan pencapaian Fajar/Rian tidak berhenti begitu saja. Mereka berhasil masuk semifinal di ajang Badminton Asia Championship. Kali ini mereka datang untuk meng-upgrade medali perunggu di tahun 2018. Tetapi, dewi fortuna belum berpihak tangan. Lagi-lagi Fajar/Rian harus puas dengan medali perunggu dan sekaligus mempersilakan dua pasang juniornya mengungguli dengan peroleh medali emas dan perak. 

Dalam pertandingan di Thailand Open, Fajar/Rian kembali menjadi sobat minggu alias bermain di babak final. Sayangnya, pertandingan tidak berjalan dengan mulus. Fajar Alfian mengalami cedera pada pinggangnya. Mereka pun memutuskan retired dan berbesar hati menjadi runner-up

Fajar/Rian tidak gentar. Mereka terus mengasah kemampuannya. Bermain gesit dan eksplosif dengan penempatan bola yang cerdik. Fajar tampil berani di depan net dan Rian tampil gahar dengan smesnya. Penampilan mereka yang solid mengantarkan ke final Indonesia Master. Sebagai wakil tuan rumah mereka memiliki ribuan suara pendukung yang menggema memenuhi Istora Senayan. Gelar penuh haru dan sejarah bagi mereka tercipta. Fajar/Rian memenangkan pertandingan sengit melawan Liang Weikeng/Wang Chan dari China. Gemuruh sorak sorai pendukung mengiringi langkah mereka naik podium. Gelar pertama mereka di depan publik sendiri. 

Catatan memuaskan di Indonesia Master memang tidak berlanjut di Indonesia Open. Meskipun begitu gelora semangat mereka untuk tampil konsisten tampak nyata. Fajar/Rian berhasil membawa langkah ke partai final di negeri seberang. Dengan torehan capaian sebagai runner-up Malaysia Open, juara Malaysia Master, dan runner-up Singapore Open. Pada saat itu mereka telah melakoni 11 turnamen dengan total 7 di antaranya berlaga di partai puncak. Sebuah kebangkitan yang memukau dan menjanjikan. 

Berbekal catatan pertandingan dari turnamen sebelumnya yang cerah, Fajar/Rian menghadapi Kejuaraan Dunia penuh keyakinan. Dua laga pertama mereka berhasil menaklukkan dua pasang ganda putra Jepang. Menyusul ganda putra Inggris mereka taklukan di babak perempat final. Dan ketiganya dengan tempo permainan yang singkat, dua gim. Di babak semifinal Fajar/Rian berhadapan dengan sang senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang memiliki catatan sukses di Kejuaraan Dunia. Setelah mengalahkan Hendra/Ahsan di laga puncak Malaysia Master, Fajar/Rian pun siap merengkuh kembali kemenangan demi meng-upgrade medali perunggunya. Kembali publik disuguhkan pertandingan yang menunjukkan kematangan mental dan pengalaman dari Hendra/Ahsan. Fajar/Rian kembali harus berbesar hati mempersilakan seniornya melenggang ke partai puncak Kejuaraan Dunia. Meskipun begitu, hasil ini menjadi catatan konsistensi mereka di ajang Kejuaraan Dunia. Menilik kembali raihan medali perunggu mereka di Kejuaraan Dunia 2019 yang dapat diraih kembali pada Kejuaraan Dunia 2022.

Perjalanan penuh kejutan yang menggembirakan dari Fajar/Rian ditutup dengan menjadi juara Denmark Open dan menjadi finalis BWF World Tour Finals. Di tahun-tahun sebelumnya Fajar/Rian tidak pernah berlaga di akhir musim. Dengan raihan prestasi sepanjang tahun 2022 membawa mereka menjejaki sengitnya persaingan BWF World Tour Finals. Mereka berhasil menaklukan pasangan ganda putra Korea, Choi Sol Gyu/Kim Won Ho di babak pertama penyisihan grup. Lalu berlanjut menaklukan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di babak kedua penyisihan grup. Di laga terakhir penyisihan grup, mereka melawan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi pasangan ganda putra Malaysia yang juga sedang panas. Dalam pertandingan 3 gim, Fajar/Rian kalah dengan skor yang tipis. Hal tersebut tidak lantas menghentikan langkah mereka menuju babak semifinal. Di babak semifinal Fajar/Rian bertemu pasangan ganda putra China, Liu Yuchen/Ou Xuan Yi. Laga seru tercipta. Liu/Ou tampil gesit, agresif, taktis, serta diuntungkan dengan tinggi badanya. Fajar/Rian yang diunggulkan justru menelan pahit kekalahan tipis karena unforced error. Dengan ini perjalanan Fajar/Rian di tahun 2022 selesai sudah. Harapan pendukung akan terciptanya All Indonesian Final harus ditunda karena hanya Hendra/Ahsan yang melaju ke partai final.

Di penghujung akhir 2022, tepatnya Selasa (27/12/2022) BWF merilis ranking terbaru. Fajar/Rian menempati posisi pertama dengan total 88.655 poin. Sebuah prestasi tertinggi telah mereka capai. Hal ini tentu bukanlah perjuangan yang mudah mengingat bagaimana jatuh bangunnya mereka.

sumber: PBSI (@INABadminton)

Pada pekan kedua Januari 2023, Fajar/Rian berhasil menjuarai Malaysia Open. Gelar pertama di awal musim dengan menyandang ranking satu dunia. Gelar ini merupakan gelar pertama mereka di level Super 1000. Mereka telah mencatat sejarah baru sebagai ganda putra pertama yang berhasil menyabet gelar di masing-masing level Super 300, 500, 750 dan 1000. Namun, di pekan berikutnya mereka terhenti di semifinal India Open. Dua turnamen dalam dua minggu berturut-turut, di dua negara berbeda, dengan langkah yang jauh menjadi bukti usaha konsisten dari mereka.

Tentu saja dengan sebutan baru yang tersemat, langkah keduanya akan semakin disorot. Menyandang gelar sebagai pemilik tahta tertinggi ganda putra akan memberikan pengalaman yang berbeda ke depannya. Pencapaian yang dulu rasanya terasa jauh, namun kini di depan mata. Penghitungan poin Race to Paris 2024 pun akan di mulai pertengahan tahun ini. Hal tersebut pastilah menjadi tujuan bagi Fajar/Rian. Siapa atlet yang tidak ingin berlaga di Olimpiade? Impian semua atlet. Biduk perahu Fajar/Rian menuju ke sana untuk berlabuh. Segala prestasi yang telah diraih kiranya akan menjadi refleksi diri bagi mereka untuk terus mengasah kemampuan dan konsisten. Hari-hari masih panjang dan begitu pula harapan bagi Fajar/Rian untuk terus mengukir prestasi gemilang. 

You May Also Like

0 komentar